Wall Street: Money Never Sleeps

sobekan tiket bioskop tertanggal 21 Oktober 2010 adalah Wall Street: Money Never Sleeps. entah kenapa begitu awal kemunculan film ini, gue rada kurang tertarik untuk nonton. mungkin karena gue tahu bahwa film ini akan bercerita seputar krisis ekonomi global yang menimpa dunia pada 2008 lalu. ternyata film ini merupakan sekuel - meskipun sutradara Oliver Stone bilang bahwa film ini juga bisa menjadi stand-alone - dari film Wall Street (1987) yang juga disutradari oleh Oliver Stone dan juga diperankan oleh Michael Douglas yang mendapat piala Oscar atas aktingnya.

di tengah krisis ekonomi global yang terjadi, broker muda Wall Street, Jake Moore (Shia LeBeouf) bekerja sama dengan broker senior, Gordon Gekko (Michael Douglas) yang baru keluar dari penjara karena transaksi gelapnya 23 tahun yang lalu. Gekko dengan segudang pengalamannya dan Jake dengan koneksi-koneksinya pun melakukan kesepakatan, Jake akan membantu Gekko untuk mendamaikan hubungannya dengan anaknya yang merupakan tunangan Jake, sedangkan Gekko akan membantu Jake untuk menemukan siapa di balik peristiwa bunuh diri mentor dari Jake.

gue sama sekali engga mengerti (dan tidak pernah mau mengerti) mengenai dunia saham dan investasi. jadi mungkin gue agak skip dengan peristiwa krisis global ekonomi pada film ini, yang memang peristiwa detilnya diinspirasi oleh peristiwa 2008 yang lalu. berhubung film ini mengambil latar belakang dunia ekonomi, jadi mau tidak mau segala macam istilah perekonomian harus keluar dalam film ini, walaupun tidak terlalu banyak. rasanya film ini pun erat kaitannya dengan film dokumenternya Michael Moore, Capitalism: A Love Story.


walaupun film ini berlatar belakang dunia ekonomi, namun ternyata film ini ingin menyampaikan hal yang lebih dalam dan mendasar daripada uang dan material; relasi antar manusia, khususnya antara ayah dengan anak. rasanya hal ini bisa dilihat dari setengah pertama film, para karakternya sangat terobsesi dengan uang dan kekayaan. namun setelah terjadi konflik, para karakter yang tadinya tidak bisa lepas dari uang pun menyadari bahwa ada hal yang lebih penting daripada materi.
gambar diambil dari sini

Michael Douglas yang meraih piala Oscar atas aktingnya di prekuelnya, sekali lagi tampil charming, intimidatif, cerdas, sekaligus licik sebagai Gordon Gekko yang rasanya cukup mewakili karakter orang-orang berjas di Wall Street. Douglas benar-benar menghidupkan karakter Gekko, sekaligus memberikan image "love it or hate it". sedangkan Shia LeBeouf yang mungkin terbiasa berakting di film-film action, rada kesulitan untuk mengimbangi akting Douglas di film drama ini. memang ini adalah suatu terobosan tersendiri bagi LeBeouf untuk memerankan karakter dengan jas super mahal, berkendara dengan motor atau mobil yang fancy, tapi rasanya ia kurang bisa melepaskan image-nya akan karakter anak muda yang berada pada tempat dan waktu yang tidak tempat dan terlibat pada situasi aksi yang menegangkan.

rating?
6,5 of 10

Komentar