Never Let Me Go

Sobekan tiket bioskop tertanggal 1 Maret 2011 adalah Never Let Me Go. Film ini memang sudah gue incar semenjak gue melihat posternya terpampang di berbagai sudut kota. Alasannya cukup simpel, semenjak Dr. Parnassus dan The Social Network, gue selalu suka dengan aktingnya Andrew Garfield. Belum lagi dalam film ini, dia akan beradu akting dengan Keira Knightley dan Carey Mulligan. Setelah gue tahu bahwa film ini adalah adaptasi novel dari Kazuo Ishiguro dan secara khusus direkomendasikan oleh teman gue, yang makin menambah ekspektasi gue untuk menonton film ini.

Kathy (Mulligan), Ruth (Knightley), Tommy (Garfield) menghabiskan masa kecil mereka bersama di sebuah sekolah yang cukup ketat di Inggris. Cinta segitiga diantara mereka pun tumbuh, sampai mereka beranjak dewasa. Namun mereka pun semakin menyadari akan kenyataan yang akan terjadi dalam jalan hidup mereka yang sudah ditentukan sejak lahir, yang akan menguji cinta dan hubungan diantara mereka bertiga.


Oke memang benar dugaan gue, film ini adalah tipikal film-film yang harus ditonton dengan mood dan feeling yang tepat. Walaupun fisik gue sedang tidak dalam keadaan fit, tapi gue cukup selamat dan bertahan di akhir film. Ini bukan film melodramatik yang pertama yang gue tonton, tapi entah kenapa gue merasa capek karena dari menit awal sampai akhir film, auranya negatif dan turun terus. Beruntung ada dua hal yang menyelamatkan gue untuk tidak mencap film ini membosankan; ide cerita yang menarik dan ketiga pemeran utama yang tampil brilian.

Sulit rasanya untuk tidak membeberkan spoiler tentang film ini, tapi gue akan coba menulis ulasan tanpa spoiler apapun. Gue sadar mungkin anda akan lebih menikmati film ini bila tidak tahu terlalu banyak tentang jalan cerita yang akan bergulir. Mungkin ini juga yang menyebabkan gue kurang menikmati film ini, karena secara tidak sengaja gue tahu sedikit tentang apa yang terjadi dalam jalan cerita. Tapi harus gue akui bahwa ide tersebut sangat brilian dan menarik. Mungkin secara tidak sengaja kita akan membandingkannya dengan satu-dua film dengan tema serupa. Tapi yang menarik adalah ide cerita yang ditawarkan pada film ini cukup memprovokasi pikiran dan membuka cara pandang kita tentang hidup. Setidaknya kita bisa melihat apa jadinya dunia dan reaksi manusia jika teknologi berkembang begitu pesatnya. Ya, setting film ini bisa dibilang sebagai alternate-universe dan bukan dunia yang kita tinggali sekarang.
gambar diambil dari sini
Film ini dibawakan dari sudut pandang Kathy dalam memandang dunia, dan khususnya pria yang ia cintai diam-diam namun sayangnya sahabat semasa kecilnya juga menyukai pria yang sama. Film ini memang reuni bagi Mulligan dan Knightley, yang sekali lagi menjalankan lakon dengan cinta segitiga yang mirip walaupun dengan karakter yang berbeda. Mulligan sendiri menurut gue tampil cukup fantastis dan lovable, sebagai Kathy yang hopeless romantic dan cenderung menerima segala keadaan sebagaimana mestinya. Kathy yang juga melankolis, sepertinya sangat memegang peranan dalam mempengaruhi suasana film. Beruntung ada karakter Ruth yang seakan menyeimbangkan dan seakan bertolak belakang dari karakter Kathy; luwes, ceria, dan seductive. Garfield sebagai Tony juga cukup mewarnai layar lebar, walaupun rasanya karakter Garfield dalam film ini tidak jauh beda dengan karakter-karakter yang dia perankan pada film-film dia sebelumnya; cenderung nerd dan labil.

Ini adalah film panjang ketiga yang disutradarai oleh Mark Romanek, namun gue yakin film ini akan bisa diarahkan lebih baik lagi. Membuat sebuah film melodramatik kan tidak perlu melulu membawa aura negatif. Namun ada hal lain yang bisa mengalihkan kebosanan gue, adalah shot-shot pemandangan yang indah dan artistik. Didukung oleh pemandangan alam yang indah di kota Norfolk, Inggris, adegan ini yang menurut gue cukup mengangkat emosi dan atmosfer film.
gambar diambil dari sini
Kisah romansa dalam film ini memang kisah cinta segitiga, yang mungkin rada mirip dengan film-film dengan tema yang sejenis. Namun yang membuat beda adalah latar belakang yang ada di sekeliling mereka, yang membuat hubungan diantara mereka menjadi semakin menarik. Karena latar belakang dan tujuan hidup mereka yang telah ditetapkan, membuat mereka memandang dunia dengan cara yang berbeda dari kita memandang dunia kita.

Rating?
7 dari 10

Komentar

  1. Film ini tragis banget. Endingnya bikin gue mikir, apa yang bakal gue lakukan kalau gue jadi salah satu dari mereka. Dan itu akhirnya bikin gue bersyukur sama hidup gue sendiri (yang masih bisa membuat pilihan-pilihan dengan bebas).

    Bagus filmnya. Dan di sini gue bisa mengakui akting Carey Mulligan (yang menurut gue biasa aja dan over-rated di An Education). Oh! Akting tokoh Carey Mulligan kecil itu juga OK! Dan mirip banget sama Mulligan! Hebat bagian castingnya. Hehehehe.

    BalasHapus

Posting Komentar