Prisoners

"Sebuah film drama kriminal yang sangat jujur dalam menggambarkan reaksi psikologis dari seorang ayah yang rela melakukan apa saja demi menemukan putrinya yang diculik"

Keller Dover menghadapi mimpi terburuk orang tua manapun di dunia ini; anak perempuannya yang masih berusia 6 tahun diculik. Anna dan teman seumurannya, Joy, diculik di komplek perumahannya. Satu-satunya petunjuk adalah adalah van RV yang pernah terparkir beberapa saat di lokasi sebelum Anna dan Joy menghilang. Seorang detektif yang memiliki rekam jejak tidak pernah gagal menyelesaikan suatu kasus, Detektif Loki, pun ditugaskan untuk memecahkan kasus ini. Pengemudi RV, Alex, ditangkap namun dilepaskan karena tidak mendapatkan petunjuk apapun dari kondisi mental retarded-nya. Melihat hal tersebut, Keller pun bertindak terlalu jauh dengan mencampuri urusan polisi. Segala batasan hukum pun ia tembus agar dapat menemukan putrinya kembali.

Film Prisoners mungkin akan setipe dengan film-film drama kriminal kebanyakan. Tetapi film ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak akan pernah terlupakan; atmosfer dari perasaan hopelessness yang sangat kuat dan signifikan. Perasaan tidak berdaya, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, hingga melakukan segala macam usaha yang nekat dan putus asa. Belum lagi ditambah dengan penampilan akting yang brilian dari deretan aktor-aktris yang biasa malang melintang di nominasi Academy Awards. Meski jelas, man of the match dari film ini adalah Hugh Jackman dan Jack Gyllenhaal.


Penulis naskah Aaron Guzikowski juga tahu benar bagaimana caranya untuk membuat penonton terus menancapkan tonggak penasaran ke dalam layar bioskop. Setiap bit cerita dibangun perlahan dan sabar, dengan membubuhkan petunjuk terbaru ke dalam detil adegan. Namun Guzikowski juga menyeimbangkannya dengan memberikan petunjuk berjalan buntu pula, yang membuat penonton semakin penasaran.

Tampilnya deretan aktor-aktris kaliber kelas Oscar memang menjadi daya tarik tersendiri, setidaknya bagi gue. Selain Jackman dan Gyllenhaal, ada juga Viola Davis, Maria Bello, Terrence Howard, Melissa Leo, dan Paul Dano. Slurppss! Walaupun porsi Jackman-Gyllenhaal jauh lebih banyak, namun setiap penampilan para aktor-aktris ini benar-benar nailed on every scene. Mereka tidak serta merta tenggelam dalam kalahnya durasi dan porsi, dengan memberikan kesan yang signifikan dengan kedalaman emosi yang mereka tampilkan. Sementara Jackman-Gyllenhaal, prima di setiap adegan, khususnya di adegan-adegan emotional breakdown yang sangat mengesankan itu.


Film Prisoners pun menjadi film drama kriminal yang berbeda dengan film-film dari genre yang sama, dengan atmosfer kelam dan jalan cerita yang bergerak cenderung lamban. Mengapa lamban, karena tampaknya sutradara Denis Villeneuve ingin mengangkat sisi lain dari sekadar petunjuk-petunjuk kriminal; humanis dan reaksi psikologis dari setiap karakter yang ada. Seperti yang pernah dilakukan dalam Incendies (2010), di Prisoners pun seakan Villeneuve tampak sangat sabar dan perlahan untuk memotret setiap aksi dan reaksi psikologis setiap karakternya dalam menghadapi stimulus-stimulus tertentu. Mungkin ini juga alasan pembuat film memutuskan membuat film ini dalam rasio 1.85 : 1, agar lebih fokus dalam memperhatikan setiap lekuk emosi yang terlihat dalam ekspresi dan gestur pada karakter. Ini yang sangat menarik dan menjadi kekuatan utama dalam Prisoners.




USA | 2013 | Crime / Drama | 153 min | Aspect Ratio 1.85 : 1

Scene During Credits? TIDAK

Scene After Credits? TIDAK

- sobekan tiket bioskop tanggal 18 Oktober 2013 -

Nominated for Best Cinematography, Academy Awards, 2014

Komentar