Headshot

"Perkelahian yang lebih gila dari The Raid, dengan darah dan tulang ala Rumah Dara, dibungkus dengan cerita yang sangat membumi"

Seorang pria tanpa nama, yang kemudian dipanggil Ishmael, terbangun di rumah sakit tanpa ingatan sama sekali. Ditolong oleh seorang dokter cantik bernama Ailin, Ishmael baru menyadari bahwa mereka berdua sedang diburu oleh sebuah gang yang tidak segan membunuh orang. Ketika nyawa Ailin terancam, Ishmael pun berusaha membebaskannya dan menghadapi deretan petarung hebat.

EDAAAANNN! Ini kaya segala fighting scenes-nya The Raid ditambah bloody-and-boney slasher-nya Rumah Dara! Kombinasi fight choreography-nya Iko Uwais sama sakit jiwanya The Mo Brothers emang sukses banget bikin meringis dan ketawa miris secara bersamaan! Yang cakep sih "reuninya" Iko, Julie Estelle, dan Very Tri Yulisman dengan senjata dan koreo yang lebih gila, ditambah setting yang cakep banget!


Dibandingkan film The Mo Brothers sebelumnya, Killers (2014), film ini memang lebih sederhana di sisi cerita. Cukup to the point dengan peran protagonis menyelamatkan love interest-nya, tapi harus melewati beberapa petarung jagoan sebelum final fight melawan super boss. Betul, tentunya level pertarungan yang harus dihadapi oleh Ishmael seperti menaiki gedung apartemen kumuh dalam The Raid (2011). Tapi cakepnya, lokasi pertarungannya berbeda-beda dan sangat eksotis dalam kamera. Mulai dari kantor polisi penuh ATK yang pastinya digunakan sebagai senjata dadakan, hingga pinggir pantai lengkap dengan pasir dan debur ombak!



Tanpa koreografi Yayan Ruhiyan, fight choreography-nya memang murni dari "Uwais Team" yang kental dengan silat harimaunya. Kalau sudah terbiasa menonton Merantau (2009) hingga The Raid: Berandal (2014), pasti bisa mengenali beberapa gerakan andalannya. Namun pengaruh The Mo Brothers juga sangat kuat dengan kekerasan yang berkali-kali lipat ala Rumah Dara (2009). Mulai dari tulang yang patah dengan mudah hingga tertusuk benda-benda tumpul yang tidak terbayang sebelumnya. Belum lagi para penjahat yang tampak sulit mati bak Bruce Willis dalam trilogi Die Hard.

Kalau memang harus dibandingkan dengan dwilogi The Raid, memang Headshot lebih unggul di berbagai segi. Materi naskah karya Timo Tjahjanto memang sederhana dengan dialog-dialog yang natural dan tidak dibuat-buat. Tetapi menurut gue, pertarungan demi menyelamatkan hidup love interest yang menjadikan film ini sangat menarik dan membumi. Unsur romansanya sangat relatable, dengan drama yang tidak berlebihan - penempatan soundtracknya sangat halus dengan volume suara yang sangat pas! Belum lagi, Chelsea Islan juga mendapatkan momennya untuk berkelahi juga! And oh man, she is brilliant on that scene.


Dari segi teknis, Headshot juga layak mendapat pujian tertinggi. Beberapa kali gue dibuat kagum dan geleng-geleng kepala dengan teknik sinematografi yang digunakan. Kebanyakan memang shaky cam ala Paul Greengrass, yang tampaknya sengaja dibuat agar seakan berhubungan dengan kondisi fisik dan psikologis dari Ishmael. Gerakan kameranya juga seapik The Raid: Berandal (2014) yang bergerak dinamis ke berbagai arah, bahkan sampai berputar 360 derajat. Scoring-nya aduhay dengan unsur tradisional, dan sangat berasa memaksimalkan ketegangan setiap adegan tarung.

Secara keseluruhan, gue sangat menikmati Headshot meski harus sering meringis dan tertawa miris melihat kekerasan yang over-the-top. Setiap adegan perkelahiannya sangat apik dan memorable dengan bungkusan cerita yang relatable. Unsur-unsur pendukungnya juga sempurna mengiringi tanpa kekurangan atau kelebihan suatu apapun. Bisa dibilang, ini adalah film aksi sempurna karya anak bangsa, 100% karya orang Indonesia!

Trailer "versi Ishmael"


Trailer "versi Ailin"

Indonesia | 2016 | Action | 117 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

Rating?
9 dari 10

- sobekan tiket bioskop tanggal 19 November 2016 -

----------------------------------------------------------
Search  Keywords:

  • review film headshot iko uwais
  • review headshot iko uwais
  • headshot iko uwais review
  • resensi film headshot iko uwais
  • resensi headshot iko uwais
  • ulasan headshot iko uwais
  • ulasan film headshot iko uwais
  • sinopsis film headshot iko uwais
  • sinopsis headshot iko uwais
  • cerita headshot iko uwais
  • jalan cerita headshot iko uwais

Komentar

  1. Wah saya kurang setuju, terlalu banyak 'kejutan' sehingga saat keluar bioskop tidak ada scene yang sangat memorable. Kalau dibanding the raid tentu headshot tidak lebih menegangkan.

    BalasHapus

Posting Komentar