Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Transformers: The Last Knight

Gambar
"Dua setengah jam visual yang spektakuler meski tanpa isi dan jalan cerita yang penting" Optimus Prime menemukan Cybertron, planet rumahnya yang kini mati. Untuk menghidupkan kembali Cybertron, Optimus Prime harus menemukan artefak yang tersembunyi di bumi. Sementara itu, Cade Yeager dibantu oleh bangsawan Inggris harus berusaha sekuat tenaga untuk melindungi artefak tersebut dari incaran pemerintah dan Decepticons. Pertama-tama harus diakui bahwa proses syuting yang menggunakan kamera IMAX 3D memang memberikan hasil visual yang cantik. Efek 3D yang bukan konversi ini tampak begitu hidup di layar, meski sangat sedikit adegan yang benar-benar memanfaatkan efek pop-up dan depth di layar. Di luar visual dan audio yang spektakuler itu, film ini benar-benar kosong dalam segi cerita. Plot ceritanya memang sangat dinamis bergerak ke sana kemari, tetapi jika mempertanyakan mengapa harus begitu maka sakit kepala lah yang didapatkan lantaran gue gagal memahami itu semua.

47 Meters Down

Gambar
"Shark-attack survival yang terlalu sederhana, namun tetap memberikan efek ketegangan yang berarti" Dua kakak beradik yang sedang berlibur di Mexico menerima tawaran untuk olahraga ekstrim. Mereka akan menyelam ke kedalaman 5 meter di dalam sebuah kandang, untuk dapat menikmati hiu putih yang berenang di sekeliling mereka. Namun derek yang menahan kandang tersebut rusak, sehingga mereka berdua terjun bebas ke dasar laut dengan kedalaman 47 meter. Dengan oksigen yang hanya cukup kurang dari satu jam, mereka harus bertahan hidup sampai pertolongan datang. Satu lagi film shark-attack yang menambah koleksi setelah The Shallows (2016) kemarin. Kali ini dengan premis yang unik dan memang logis, meski terkesan terlalu cheesy . Jualan utama film ini memang kondisi ketegangan yang dibuat di dasar laut dengan tipisnya oksigen dan hiu-hiu yang mengintai mereka. Untuk hal ini, 47 Meters Down jelas sukses memberikan ketegangan yang berarti. Terjebak di bawah laut dengan oksigen y

The Wall

Gambar
"Permainan aksi kucing-kucingan yang akurat secara psikologis dalam medan perang ala Doug Liman" Dalam Perang Irak yang telah dideklarasikan menang oleh Presiden Bush, realitanya tidak seperti yang ada dalam drama politik. Seorang penembak jitu dan partnernya terjebak dalam medan perang yang dikuasai oleh sniper Irak yang paling berbahaya. Sniper ini tidak hanya terkenal karena keakuratannya, tetapi juga karena kecerdasannya dalam memancing musuh. Isaac dan Matthews pun harus bertahan hidup dalam permainan hidup dan mati di tengah padang gurun yang ganas. Rilis satu minggu setelah Mine (2016), The Wall memang menyajikan premis yang mirip; seorang prajurit AS yang terjebak sendirian di tengah padang gurun di kawasan Timur Tengah. Namun jika Mine memberikan tontonan yang surealis sekaligus filosofis, maka The Wall lebih menggambarkan dunia perang yang apa adanya secara minimalis. Meski sama-sama menyandang kisah solo survival , tetapi The Wall lebih membumi dengan me

Mine

Gambar
"Drama psikologis yang penuh instropeksi diri dan sarat pesan makna" Seorang penembak jitu Marinir AS terjebak dalam ladang ranjau. Mike tidak dapat melangkah kemanapun ketika kaki kirinya menginjak ranjau. Konvoy terdekat pun baru bisa menjemputnya dalam 52 jam ke depan. Di tengah situasi yang sangat sulit, termasuk kehabisan pasokan air, Mike harus mempertahankan kondisi psikisnya sebaik mungkin. Namun layaknya kebanyakan tentara yang pergi ke medan perang, Mike membawa beban psikologis yang harus diselesaikannya sendiri sebelum semuanya terlambat. Yup, ini adalah 127 Hours (2010), atau Buried (2010), atau  Ladder 49 (2004) dengan ranjau darat. Mine jelas menambah referensi film solo survival yang terjebak di satu tempat yang sama. Dalam tipikal film seperti itu, jelas musuh terbesar karakter utama kita adalah dirinya sendiri. Mine mengeksplorasi itu dengan cukup baik, dengan menggunakan sudut pandang perang. Memang sudut pandang perang di daratan Timur Tengah i

The Mummy

Gambar
"Sebagai film pembuka dari cinematic universe berisi dewa-dewa dan monster-monster, The Mummy memberikan hiburan mata dan telinga maksimal meski kehilangan potensi bercerita dan efek horor" Sebuah sarkofagus dari Mesir ditemukan di tanah Irak oleh militer AS. Nick Morton beserta arkeolog Jenny Halsey yang mengawal pemindahan sarkofagus tersebut, jatuh dalam kecelakaan pesawat di Inggris. Mumi yang ada dalam sarkofagus itu pun bangkit dan meneror dunia yang kita kenal lewat ritual kunonya untuk menghidupkan Dewa Kematian Mesir. Nick dan Jenny harus menggunakan segala cara untuk menggagalkan ritual kuno Mesir tersebut. The Mummy versi Tom Cruise ini adalah film pertama dari cinematic universe yang sedang dibangun oleh Universal Pictures, yang disebut dengan Dark Universe . Tidak ingin ketinggalan dari Disney lewat Marvel Cinematic Universe dan Warner Bros dengan DC Cinematic Universe , Dark Universe ini ingin mengangkat kembali koleksi film horor lawas dari Universal