Downsizing - Review

"Meski sempat tanpa arah di tengah film, Downsizing ternyata membawa pesan yang sederhana tentang pilihan menyelamatkan manusia"

Paul Safranek yang merasa tidak puas dengan hidupnya, tertarik dengan prosedur "downsizing"; pengecilan tingkat seluler yang membuat manusia jadi sekecil 12 cm. Prosedur ini dikatakan memiliki banyak keuntungan, mulai dari menyelamatkan planet hingga mengkonversi uang menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun hidup Paul sebagai manusia kecil mulai mendapatkan maknanya ketika dia bertemu dengan teman-teman barunya.

Setelah Sideways (2004), The Descendants (2011), dan Nebraska (2013) yang sederhana dan dekat dengan keseharian namun mengenai, sutradara dan penulis naskah Alexander Payne mencoba dengan imajinasi liar nan segar lewat Downsizing. Harus kita akui bahwa ide cerita Downsizing ini begitu segar dan sangat menggoda rasa penasaran. Naskah asli karya Alexander Payne dan Jim Taylor ini juga sangat detil dan memikirkan hal-hal remeh dan terkecil ketika menghidupkan dunia komunitas manusia-manusia kecil. Ini jelas perlu diapresiasi lebih mengingat dunia fantasi orang-orang kecil ini datang dari seorang realis semacam Alexander Payne.

Dalam paruh pertama, penonton dipuaskan dengan rasa penasarannya mengenai apa saja implikasi dan konsekuensi logis dari proses pengecilan selular ini. Efek positif terhadap planet jelas terasa mengingat perilaku konsumtif manusia menjadi berkurang drastis - begitu juga dengan sampah yang dihasilkan. Tidak dibutuhkan ruang yang luas untuk menampung populasi manusia kecil ini, yang masih saja ada jurang ekonomi di antara mereka.


Meski fiksi ilmiah, beruntung ciri khas gaya bercerita yang penuh pesan makna masih kental dalam film ini. Anekdot "menyelamatkan spesies manusia" yang dari awal film didengungkan, ternyata memiliki dua cara dengan perbedaan ekstrim. Ada kelompok yang memilih hidup terisolir dari siapapun dan apapun demi menyelamatkan populasi "yang paling baik", ada juga segelintir orang yang memilih menyelamatkan manusia di orang-orang yang ada di depan mata. Pada akhirnya memang (rasanya) pesan ini yang hendak disampaikan, meski harus berputar ke sekian arah di tengah film berdurasi 135 menit ini.

Di tengah film, mungkin kebosanan akan datang melihat dunia manusia kecil yang ditampilkan secara repetitif dan tanpa arah. Namun beruntung ada penampilan karakter-karakter pendukung yang kembali menghidupkan suasana ketika Matt Damon sudah kehabisan nafas. Ada Christoph Waltz yang akhirnya ada sutradara yang tidak menempatkan dia pada karakter antagonis. Akting Christoph Waltz seperti ini yang gue rindukan sejak Inglorius Basterds (2009); segar, penuh pesona, dan lovable. Ada lagi Hong Chau, aktris America berdarah Thailand yang memerankan wanita pengungsi dari Vietnam dengan karakternya yang sangat kocak dan apa adanya. Di luar pesannya yang begitu dalam di tengah ide cerita yang segar, pada akhirnya karakter-karakter yang kuat dengan pesonanya ini yang menyelamatkan Downsizing dari kekerdilannya.

- sobekan tiket bioskop tanggal 25 Januari 2018 -






USA | 2017 | Comedy / Drama | 135 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
  • review film downsizing
  • review downsizing
  • downsizing movie review
  • downsizing film review
  • resensi film downsizing
  • resensi downsizing
  • ulasan downsizing
  • ulasan film downsizing
  • sinopsis film downsizing
  • sinopsis downsizing
  • cerita downsizing
  • jalan cerita downsizing

Komentar