Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Avengers: Infinity War - Review

Gambar
"Pencapaian terbaik dari Marvel Studio yang berani mengambil resiko dengan jauh keluar dari zona nyaman" Gue nggak pernah sekalut ini seusai menonton sebuah film - apalagi film superheroes . Suasana tepuk tangan yang biasanya ada ketika film berakhir di setiap Premiere, malam itu berlalu dengan hening. Jangan salah sangka dulu, karena ini dalam hal yang positif. Avengers: Infinity War adalah pencapaian puncak dari investasi 10 tahun Marvel Studio terhadap pahlawan-pahlawan super favorit kita di layar bioskop. Tidak perlu lagi melakukan perkembangan karakter yang biasa dilakukan dalam satu film, tetapi perkembangan karakter tersebut telah ada dalam benak pikiran para penonton selama sepuluh tahun terakhir lewat 18 film Marvel Cinematic Universe sebelumnya. Hasilnya adalah anda akan merasa bahwa setiap konsekuensi dari tindak tanduk Thanos akan sangat meyakinkan - dan menakutkan. Pahlawan super favorit anda bisa saja terancam nyawanya!

The Shape of Water - Review

Gambar
"Drama romansa yang sederhana, indah, dan sejuk sampai ke relung hati dengan ide cerita yang unik dan luar biasa"  Di masa perang dingin tahun 1962, Elisa yang kesepian terjebak pada pekerjaannya sebagai pembersih ruangan di sebuah laboratorium rahasia milik pemerintah AS. Elisa yang tunawicara hanya memiliki satu teman di tempat kerja, Zelda, dan satu tetangga di tempat tinggal, Giles. Hidup Elisa pun berubah kita dirinya jadi berteman dengan "aset" pemerintah di laboratorium tersebut; The Amphibian Man . Namun Elisa harus berani berbuat sesuai sebelum pemerintah memutuskan untuk membedahnya sebagai bahan riset. The Shape of Water harus menunggu untuk memenangkan penghargaan tertinggi di ajang bergengsi Academy Awards  lebih dulu agar distributor film mau menayangkan film ini di bioskop tanah air. Tetapi ya di luar alasan bisnis korporasi, penonton Indonesia tetap harus bersyukur bisa menonton film terbaik tahun ini di layar lebar - bukan layar kaca bajakan.

A Quiet Place - Review

Gambar
"Horor yang sederhana namun sangat mencekam dan menegangkan dengan keheningan di sepanjang film" Suami istri dengan anak-anaknya harus bertahan di rumah pertanian mereka ketika dunia berada di ambang kiamat karena serangan suatu makhluk yang mengerikan. Makhluk ini berburu dengan suara, yang membuat para penyintas harus bertahan hidup dengan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Kesulitan dan tantangan untuk tetap hidup pun muncul ketika mereka mencoba melanjutkan hidup normal. Film horor yang paling ditunggu tahun 2018 pun akhirnya tiba, dan hasilnya benar-benar luar biasa! Ini adalah tipikal film menegangkan yang akan membuat anda bersorak dan tepuk tangan tepat setelah film selesai. Sorakan dan tepuk tangan hasil kelegaan yang sangat setelah 90 menit yang sangat menegangkan. Sembilan puluh menit yang penuh dengan kesunyian, sampai-sampai suara yang anda dengar hanyalah suara nafas anda sendiri - dan sesekali suara teriakan penonton lain yang kaget.

Teman Tapi Menikah - Review

Gambar
"Romansa yang manis, menggemaskan sekaligus dekat di hati, sebagai satu kasus kisah nyata langka dengan hasil positif dari status friendzone" Sejak pertama kali bertemu di SMP, Ditto sudah menyukai Ayu yang berprofesi sebagai artis sinetron. Namun Ditto kurang percaya diri karena dirinya tidak dapat dibandingkan dengan Ayu. Maka Ditto berjanji pada diri sendiri akan menyatakan perasaannya setelah sukses sesuai passion dan memiliki mobil. Alhasil, Ditto harus menjaga kedekatan dengan Ayu sebagai sahabat - sampai 12 tahun kemudian. Tepat dengan kabar pertunangan Ayu, Ditto yang kini menjadi pemain perkusi terkenal, harus menyatakan perasaannya sebelum semuanya terlambat. Teman Tapi Menikah adalah salah satu film hopeless romantic yang sangat unyu dan menggemaskan. Kisah Ditto pasti cukup universal dan banyak jomblo di sana yang menyama-nyamakan diri dengan Ditto - baik pria maupun wanita. Meski perlu dicatat bahwa hasil akhir kisah nyata Ditto dengan Ayudia Bing Slamet